Sumenep, Detikzone.net- Seorang tokoh bernama Deddi asal Aceh yang mengklaim orang penting partai Nasdem dan tinggal di gedung putih dekat Bank BCA mengaku diperintah oleh H. Bupati Sampang agar mengalahkan salah satu Caleg Nasdem lantaran diduga melakukan ancaman. Selasa, 05/03/2024.
Padahal, Deddi tidak membuktikan secara konkrit ancaman apa yang dimaksud sehingga kemudian dirinya terkesan berpihak ke salah satu Caleg.
“Siapapun yang melakukan pengancaman terhadap ketua itu tidak boleh,” sebut Dedi yang kemudian ditanya lebih lanjut pengancaman yang dimaksud.
“Si J (inisial) bawa wartawan ke ketua Nasdem untuk membuat pernyataan agar dimenangkan. Padahal masih belum rekapitulasi tingkat Kabupaten dan hanya tingkat Kecamatan,” ujar Deddi.
Disinggung atas dasar apa menyimpulkan demikian, ia mengaku tahu dari Ketua Nasdem Sampang H. Slamet Junaidi.
“Ketua Nasdem ke saya, H. Idi telepon saya. Saya diperintahkan oleh H. Idi jangan memperlakukan ketua seperti itu, kalahkan saja sekalian,” katanya.
Seharusnya kata dia, si J jangan melibatkan ketua Nasdem.
“Karena tugas kami juga untuk adiknya H. Idi dan istri H. Idi. Polanya seperti itu. Saya juga ketua pemenangan 02, tanyakan Kapolres. Rumah saya di gedung putih dekat Bank BCA,” celotehnya.
Bahkan H-1 pencoblosan Pemilu, dirinya mengaku dipanggil Pihak Polres lantaran tidak adanya saksi.
“Kan minta ke saya untuk saksi se-Kabupaten. Kita ini satu jalan,” akunya.
“Sayapun sebagai saksi utama di KPU,” imbuh Dedi yang pada saat itu ditemani orang yang mengaku sebagai anggota Kodim.
Tidak hanya itu, Dedi seakan menelanjangi partainya sendiri dengan menyebut bahwa sebetulnya 2 Caleg Nasdem sama- sama main saat disinggung terkait selisih suara Caleg Nasdem di Dapil 7 antara nomor urut 01 dan 02,
“Itu sebetulnya sama- sama main, si P dan si J,” ungkapnya.
Berkenan dengan pernyataan Deddi yang mengaku orang penting ketua Nasdem Sampang, H. Slamet Junaidi, salah satu Caleg dari Partai Nasdem mengaku belum menghadap Bupati Sampang.
“Tidak benar. Saya tidak pernah mengahadap Bapak Bupati Sampang, apalagi membawa wartawan,” tuturnya melalui sambungan WhatsApp.
Sementara, Ketua Partai Nasdem Sampang H. Slamet Junaidi dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp mengamini bahwa Deddi yang mengaku rumahnya di gedung putih adalah orangnya.
“Ya benar mas itu orang kita. Titip ya,” tandas H. Slamet Junaidi kepada Detikzone.net
Diwartakan sebelumnya, Ada ribut- ribut di Hotel Wijaya 2, Kabupaten Sumenep , Madura, Jawa Timur. Selasa, 05/03/2024.
Investigasi wartawan, keributan ditengarai adanya dugaan penyekatan anggota PPK Nunggunong terkait suara pemilu 2024.
Di lokasi, anggota kepolisian yang datang usai menerima informasi dari masyarakat langsung tancap gas menanyakan apa yang terjadi.
Lantas, seorang pria berkopiah hitam yang mengaku tim salah satu Caleg Daerah Pemilihan (Dapil) 7 mengatakan bahwa ada seseorang yang mengaku polisi.
Kaget mendengar hal itu, anggota Polres Sumenep lantas menanyakan anggota Polres mana.
Saat percekcokan, tidak ada yang mengaku dari kepolisian tapi ada yang mengaku dari Kodim Sumenep.
Hingga kemudian, Dedi asal Aceh yang mengaku orangnya Bupati Sampang Slamet Junaidi menghubungi Kabag Ops Polres Sumenep.
“Saya mendapat informasi dari masyarakat bahwa disini ada keributan. Makanya saya kesini,” kata IN salah satu anggota Polres Sumenep.
Demi menguak fakta, salah seorang tim sukses salah satu Caleg Nasdem Dapil 7 mengatakan bahwa ribut- ribut terjadi lantaran adanya dugaan pengamanan anggota PPK Nunggunong.
“2 anggota PPK Nunggungong tadinya ada disini, namun sekarang gak tahu kemana dan dibawa siapa,” kata saksi mata.
“PPK sambil nangis nangis. Padahal kita unggul bang. Kenapa ada upaya merugikan kita,” tandas JM.
Menurut N, Narasumber lain di TKP, Caleg Nasdem nomor urut 02 Dapil 7 unggul dari Caleg Nasdem nomor urut 01, Pausi.
“D hasil di Kecamatan Nonggunong suara Pausi hanya 13. Tapi pada saat dibaca pas pleno 379 suara. Kan aneh bang,” tukas N.
Dia mengungkapkan, sesuai D hasil, Juhairi unggul 326 dari Pauzi.
“Kenapa PPK tadi dibawa orang tidak dikenal dan tiba-tiba ada orang Nasdem,” sebutnya.
Bahkan dirinya menyebut, persaingan internal Nasdem sudah tidak sehat.
“Sudah tidak sehat kalau seperti ini,” ungkapnya.
“Contohnya saja, H. Beni yg awalnya menang 700 dari pesaingnya bisa berbalik. Punya pesaingnya dari 5300 sekian menjadi 8600 sekian,” tandasnya.
Hingga berita ini terbit, 2 anggota PPK yang diduga dibawa orang tak dikenal bum bisa dimintai keterangan lantaran nomor yang dihubungi sedang dialihkan.