Pamekasan, Detikzone.net- Adanya fakta mencengangkan sekaligus memalukan terkait Polindes di desa Panglegur, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan yang hanya berpenghuni seekor kambing dengan tumpukan kotoran menjijikkan karena tidak difungsikan mendapat tanggapan kurang serius dari Sekretaris Dinkes Pamekasan. Rabu, 31/01/2024.
Bahkan, Johan, Sekretaris Dinkes Pamekasan terkesan Ngalor Ngidul.
Johan menyebut, bangunan Polindes tersebut masih baru. Padahal, tempat yang dibangun dari uang rakyat yang seharusnya dijadikan sebagai tempat layanan kesehatan itu sudah berdiri bertahun – tahun dan pernah ditempati Bidan desa yang ditunjuk.
Celakanya, Sekretaris Dinkes Pamekasan juga sedikit naik darah kepada wartawan tatkala disinggung bagaimana kerja kolaboratifnya dengan organisasi dibawahnya saat ada kenyataan riil memalukan adanya bangunan Polindes yang dibiarkan mubadzir dan halamannya jadi tempat peliharaan kambing tanpa ada pengawasan.
Padahal peningkatan layanan kesehatan yang prima mulai dari Polindes hingga Puskesmas maupun RSUD menjadi salah satu program unggulan Pemkab Pamekasan yang selalu digaungkan melalui kerja kolaboratif.
“Saya tadi hasil konfirmasi itu adalah bangunan baru. Mungkin juga Kapus-Nya masih menelaah bagaimana tenaga yang akan ditaruh disitu. Mudah -mudahan ini tidak terlalu lama ditindak lanjuti, kapan akan ada tenaga yang akan memanfaatkan atau memberikan pelayanan kepada masyarakat di Polindes tersebut,” kata Johan walaupun sebelumnya dia mengatakan terkait Polindes itu dirinya baru mendengar dari pewarta. Selasa, 30/01/2024.
Baca Juga : Tak Berpenghuni dan Dipenuhi Kotoran Kambing Menjijikkan, Polindes di Panglegur Pamekasan Dikeluhkan
Kendati demikian, ia beranggapan
segala sesuatu yang diperbuat itu butuh tahapan.
“Misalnya kita bangun rumah, tidak lantas semena mena, bisa jadi rumah jadi- pun peralatannya belum siap. Nah, disitu karena tadi saya bilang bangunan fisik mungkin itu masih fisik baru walaupun ditempati kalau fasilitas kesehatan belum ada disitu mau kerja apa sehingga tadi saya bilang saya terima kasih banyak ini merupakan tanggapan dan langkah awal bagaimana kita memperlakukan dan memberikan pelayanan yang lebih baik pada masyarakat,” sebutnya.
Ia lantas mensyukuri Bidan desa yang tidak menempati Polindes tersebut.
“Alhamdulillah Bu bidan sudah bisa berdiri sendiri memberikan pelayanan pada masyarakat tersebut. Ini berarti Puskesmas mengembangkan pelayanan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dengan mendirikan Polindes,” sebutnya.
“Sehingga nanti akan menjadi regulasi bagi kami. Bukan kami tidak intens komunikasi dengan Kapus, gak mungkin. Karena Kapus itu setiap hari pasien yang datang itu dikabari bahkan pemilihan kinerja itu kita lakukan dengan Puskesmas bagaimana kinerja individu itu ke masyarakat. Bahkan satu -dua hari ini banyak mobil itu penilaian kinerja perindividu. Itu yang kami lakukan,” imbuhnya.
Menurut dia, tidak ada manusia yang sempurna dan pola pandang itu beda sehingga disini perlu menyamakan persepsi.
“Seperti yang saya utarakan tadi kalau bangunan masih baru berdiri karena untuk sukses itu pertama manusianya harus ada. Manusia ada saja kalau tidak sesuai dengan keahliannya maka tidak akan berkerja. Misalkan orangnya ahli di otomotif tapi ditaruh di tempat layanan kesehatan, kan tidak mungkin. Nah ini tempat pelayanan manusia, tempat dinas kesehatan dengan jaringan sehingga disitu nanti tentunya harus ada sedikitnya Bidan atau perawat, dan tenaga administrasi,” ungkapnya.
“Untuk bekerja, masih butuh fasilitas sarana seperti misalnya air, seperti tempat tidur, termasuk obat dan yg lain lain. Nah nunggu kalau semua ini sudah siap,” tambahnya.
Sekretaris Dinkes Pamekasan berjanji akan melaporkan hal itu kepada atasannya, yakni Kepala Dinas Kesehatan. Sebab, dirinya mengaku hanya pemain peran pembantu.
“Nanti saya bilangin ke pak Kadinkes bahwa ada teman teman media. Bagaimana nanti tindak lanjutnya. Pak Kadis tentunya akan berhubungan dengan kepala Puskesmas, yakin saya begitu. Cuma, plus minusnya begini tidak lebih bagaimana Pamekasan hebat,” tuturnya.