SAMPANG, Detikzone.net – Menjelang masa purna tugas kepemimpinannya, Bupati Sampang dinilai terlalu arogan. Sebab, jika tidak mengikuti perintahnya bisa dimutasi sana sini.
Hal itu dikatakan oleh aktivis Kabupaten Sampang, Anam Sakti dari Laskar Anti Korupsi Indonesia. 08/12/2023
“Diakhir masa jabatannya, Bupati Sampang semakin hari sangat arogan. Karena banyak Pejabat yang dilempar sana-sini.” kata Anam.
Anam mencatat beberapa arogansi kepemimpinan H Slamet Junaidi.
“Dulu pertama awal-awal Bupati Sampang menjabat. Ia langsung mencopot jabatan Camat Banyuates, Jauhari Candra. Hanya gara-gara tiang bendera, terus eselon jabatannya juga diturunkan,” tutur Anam.
Anam menyebutkan bahwa gaya keangkuhan Bupati Sampang terus berlanjut ketika menjelang masa akhir jabatannya. Mengganti Pj Kades Tamberu Barat, Muhammad Haris.
“Gaya keangkuhan berlanjut, seperti mengganti Pj Kades Tamberu Barat. Hanya gara-gara tidak mau menandatangi berkas rencana tukar guling SDN 1 Tamberu Barat, eselon jabatannya juga diturunkan. Otomatis gajinya juga berkurang,” terang Anam.
Selain itu Bupati Sampang juga memutasi H Suja’i sebelumnya staff Trantib Kecamatan Robatal. Kini dimutasi ke Kecamatan Sreseh.
“H Suja’i staff Trantib Kecamatan Robatal. Kini dimutasi ke Kecamatan Sreseh. Kasian sekali, rumahnya di Tobai Barat. Itu permasalahan hanya politik, padahal dulu keluarga H Suja’i mendukung pasangan Jihad. Kalau Pak Suja’i-nya netral karena ASN,” jelas Anam.
Masih belum berhenti di situ arogansi kepemimpinan Bupati Sampang terus ditampakkan. Dengan memutasi Pejabat Satpol PP Sampang ke Banyuates.
“Pak Junaidi sebelumnya memiliki jabatan strategis di Satpol PP Sampang. Ternyata dimutasi ke Banyuates sebagai staff pengolah data. Itu gara-gara terindikasi tidak memilih jagoannya dalam pemilihan ketua PSSI Sampang, kok tega sekali ya,” ucap Anam.
Terakhir Anam memberi saran kepada Bupati Sampang. Agar sifat arogansinya dikurangi, serta jangan ikuti semua petunjuk konsultan politiknya.
“Saya memberi saran kepada Bupati Sampang yang akrab disapa Bang Dodi itu agar kedepan sifat arogansinya dikurangi, jangan ikuti semua petunjuk konsultan politiknya itu. Karena ke depan masih memiliki kepentingan, kalau gitu aturan mainnya. Bisa-bisa kalah dalam pencalonan Pilkada 2024,” tukasnya.
Hingga berita ini jadi konsumsi publik, tim belum bisa mengkonfirmasi Sekda Sampang, Yuliadi Setiyawan selaku pembantu pimpinan daerah.
Upaya konfirmasi akan terus dilakukan hingga persoalan terang benderang.