Surabaya- Bung Taufik Ketum FAAM (Forum Aspirasi Advokasi Masyarakat) sekaligus kuasa hukum tahanan 4 anak dibawah umur bersama puluhan anggota MADAS (Madura Asli) datangi Rutan Lapas 1 Surabaya jalan Letjen Sutoyo Medaeng – Waru Sidoarjo Selasa, (14/11/2023) pukul 14.00 wib.
Hadir dalam audensi yang tadinya di dalam ruangan masih satu gedung dengan Rutan Lapas 1 Surabaya dengan masuk secara perwakilan 10 orang sesuai SOP teman-teman FAAM harus tinggalkan alat komunikasi (HP) tapi kenyataan diruangan lantai 3 tempat pertemuan ternyata pihak Rutan dengan seenaknya melakukan foto hingga ada anggota Polisi yang HP nya berbunyi.
“Anda mengatakan jika dalam perundingan tidak boleh bawa HP karena sudah sesuai SOP, kami mentaatinya tetapi anggota Rutan dan Polisi dengan entengnya bawa HP ada yang foto-foto sampai bunyi deringnya terdengar oleh semua orang yang ada dalam ruangan,” kata Taufik SH, S.I.K, M.H, dengan nada kecewa.
“Sebelum kita lanjutkan pembicaraan ini mohon ijin kembalikan HP kami yang ada dilantai bawah waktu pintu masuk tadi, jika tidak diijinkan lebih baik kita aksi diluar saja,” ungkapnya.
“Jika itu yang diinginkan silakan,” kata salah satu Pegawai Rutan Lapas 1 Surabaya Medaeng Waru Sidoarjo.
ORASI DILUAR RUANGAN
Yang tadinya hanya perwakilan 10 orang audensi di dalam ruangan Rutan Lapas 1 Surabaya Medaeng Waru Sidoarjo akhirnya semua keluar tentu saja teman-teman Faam dan Madas agak terkejut.
Dalam orasinya menyampaikan aspiranya Bung Taufik selaku kuasa hukum tahanan anak dibawah umur yang dicampur orang dewasa mengatakan,”Kami secara person/pribadi tidak ada permusuhan dengan teman-teman Rutan dan Polisi justru kita ini sahabat kalian dimana kami ingin menyampaikan hasil temuan yang harus ditindak lanjuti serta diperbaiki, kami sangat kecewa karena kedatangan kita menyampaikan pendapat akhirnya diluar ruangan karena insiden HP tapi ya sudahlah, kami tetap berterima kasih dan bersyukur masih mau ditemui meskipun Kalapas berada di Jakarta,” ujarnya.
“Melalui video berita dimana banyak teman-teman wartawan kami ingin menyampaikan kepada yang terhormat Bapak Yasonna Laoly
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia silakan lakukan monitoring di Rutan Lapas 1 Surabaya Medaeng Waru Sidoarjo karena disini ada pelanggaran berdasarkan temuan kami tahanan anak titipan dari Blitar dijadikan satu dengan tahanan dewasa dan makanan yang diberikan tidak layak dengan anggaran cukup besar setiap tahunnya, kami akan melakukan aksi lebih besar lagi dikemudian hari tentunya akan mengirim surat kepada Kanwil Kementrian Hukum dan HAM Provinsi Jawa timur, jalan kayoon no.50-52, Embong Kaliasin, Kec.Genteng, Surabaya, Dirjen PAS,” tambahnya.
“Jika kami menyampaikan aspirasi dalam jumlah yang cukup besar setelah ini semua itu telah dilindungi oleh Undang-undang kami akan berbicara SOP, teman Pegawai Rutan Lapas 1 Surabaya Medaeng juga akan berbicara SOP begitu juga Polisi sahabat kami juga akan menerapkan SOP nya sebagai pendidikan edukasi kita bersama ketika seorang tahanan masuk di rutan bukan pada tataran pemidanaan tapi bagaimana orang tersebut direhabilitasi dan diresosialisasi karena itu merupakan tugas Negara kepada warganya.
“Sekali lagi kepada Pak Deri, Pak Toha perwakilan dari Rutan Lapas 1 Surabaya Medaeng dan teman-teman Polisi serta TNI kami dari FAAM bersama MADAS mengucapkan banyak terima kasih sudah menerima kami semua dengan baik, kita akan bertemu diaksi berikutnya dengan anggota lebih banyak lagi,” pungkas Bung Taufik.
Dengan pertanyaan yang dilontarkan Bung Taufik bahwasanya adanya pelanggaran karena tahanan anak dibawah umur dicampur dengan tahanan orang dewasa, Toha selaku Kepala Bidang Pelayanan mengatakan,”Bahwa itu bukan pelanggaran karena dalam keadaan masih renovasi”.
Aksi teman-teman Faam dan Madas akhirnya berakhir tanpa dihadiri Kalapas Medaeng dan sifatnya aspirasi akan disampaikan jika beliau sudah pulang dari Jakarta, secara keseluruhan agenda audensi berjalan lancar dan sukses meskipun ada insiden HP tapi masih bisa dikondisikan oleh semua pihak baik dengan kepala dingin tidak egois saling menghargai profesi masing-masing.