Sumenep, Detikzone.net- Menyikapi insiden kericuhan musik tongtong, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menunjukkan keteladanan akhlak dengan langsung meminta maaf kepada masyarakat dan seluruh peserta Festival Dewi Cemara (Desa Wisata Cerdas Mandiri dan Sejahtera) Jawa Timur 2023. Ahad, 05/11/2023.
Namun sikap terpuji Bupati berbanding terbalik dengan kelakuan Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh. Iksan yang justru tersulut amarah saat dikonfirmasi wartawan mengenai kerusuhan yang terjadi.
Padahal, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo yang berhalangan hadir telah memberikan amanah kepada Disbudporapar untuk menyukseskan acara spektakuler yang diinisiasi Pemprov Jatim tersebut.
Namun fakta yang terjadi, Kadis nihil prestasi ini terkesan gagal menjaga amanah.
“Sampean sudah menulis gak bagus. Terserah sampean saja mas,” ujarnya ketus
Baca Juga : Aneh, Dikonfirmasi Keributan Festival, Kadisbudporapar Sumenep Marah-marah
Pihaknya menyatakan siap disanksi Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo.
“Disanksi Bupati, saya siap. Sebagai kepala, saya bertanggung jawab,” kata Ikhsan dengan nada dan gestur tak bersahabat kepada wartawan yang lebih satu jam menunggunya di Polres Sumenep usai diperiksa.
Disinggung kenapa kericuhan tersebut bisa terjadi, Iksan menyebut “Sampean di Lapangan kok, malah tanya saya,” sebutnya.
Ditanya apakah awal kericuhan pihaknya tidak ada di lokasi, Moh. Ikhsan balik bertanya.
“Lho katanya siapa, saya ada disana kok. Justru saya mau kena lempar, sampean kan ada disana. Sampean kan tahu waktu sampean mendekat ke saya, saya ada disana tidak ? ,” tukas Moh. Iksan.
“Saya dipanggil teman saya. Saya kesana langsung,” imbuh Iksan dengan wajah memerah.
Baca Juga : Festival Dewi Cemara Berakhir Ricuh Tanpa Ada Panitia, Kadisbudporapar Sumenep Permalukan Bupati
Anehnya, mantan Kepala Dinas Sosial ini
mengklaim berita Detikzone.net yang telah tayang sebelumnya merupakan produk asumsi lantaran tanpa wawancara.
Padahal, pewarta sudah melakukan upaya konfirmasi kepada yang bersangkutan sebelum berita terbit namun hanya dibaca.
“Sampean sudah menulis masalahnya. Sampean sudah menulis kok, saya sudah baca. Andai kata sampean tidak menulis saya akan jawab. Ngapain saya jawab, terkecuali belum menulis,” tukas Iksan.
Ia menyerah bahkan menantang wartawan untuk menulis apa saja.
“Terserah kamu mas mau menulis apa saja,” pungkas Ikhsan seraya masuk mobil yang sedang menunggunya di halaman Mapolres Sumenep. Sabtu, 04/11/2023 sekitar pukul 01.30 wib, dini hari.
Sementara, inisial H di lokasi kejadian di area Taman Potre Koneng menyebut, kejadian kericuhan acara menjadi tanggung jawab Kadisbudporapar.
“Kadis harus tanggung jawab,” sebutnya.
“Mana ada acara amburadul seperti ini tidak ada MC dan panitia yang menutup acara. Kadisnya saat itu juga tidak ada,” tutupnya.
Menurut keterangan H. Hosen, warga Pasongsongan, awalnya pihak Dinas hanya mengundang Group Tongtong Angin Ribut saja.
Namun entah kenapa dua hari setelah itu, pihak Dinas langsung mengabarkan bahwa akan tampil dengan Gong Mania.
Kemudian H. Hosen menunjukkan bukti chat dari salah satu anak buahnya yang berisi “Sistemnya nanti gimana pak? Apa nabbuh bergantian? Takutnya para Suporter Angin Ribut dan Gong Mania Atokar ( bertengkar).
Lantas dijawab oleh pihak Disbudporapar bahwa nanti hari Senin dirapatkan.
Kendati demikian, Gong Mania dan Group Tongtong Angin Ribut tetap berlaga pada acara yang telah ditentukan.
Sementara itu, Kepala Desa Pasongsongan Achmad Saleh Hariyanto mengatakan bahwa sebelum ada penutupan tidak ada pihak panitia di atas panggung.
“Sebelum ada penutupan, tidak ada MC dan panitianya,” katanya.
Kades bergegas ke arah Pendopo untuk menemui Kadisbudporapar dan menanyakan terkait kelanjutan acara.
“Kata Pak Kadis suruh tutup saja,” jelasnya.
“Feeling saya akan rame ketika sudah tidak ada panitianya. Ternyata beberapa menit kemudian langsung rame,” pungkas Kades Pasongsongan kepada sejumlah wartawan.