Sumenep, Detikzone.net- Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Moh. Iksan tunjukkan sikap tak bersahabat bahkan tersulut emosi saat dikonfirmasi wartawan mengenai insiden memalukan ricuhnya acara spektakuler Festival Dewi Cemara Jatim 2023 di area taman Potre Koneng. Sabtu, 04/11/2023.
Padahal, wartawan sudah menunggu lebih dari satu jam untuk menggali informasi lebih dalam mengenai insiden tersebut.
“Sampean sudah menulis gak bagus. Terserah sampean saja mas. Saya disanksi Bupati saya siap. Sebagai kepala, saya bertanggung jawab,” tutur Ikhsan.
Disinggung kenapa kericuhan tersebut bisa terjadi, Iksan menyebut “Sampean di Lapangan kok, malah tanya saya,” sebutnya.
Ditanya apakah awal kejadian pihaknya tidak ada di lokasi, Moh. Ikhsan balik bertanya.
“Lho katanya siapa, saya ada disana kok. Justru saya mau kena lempar, sampean kan ada disana. Sampean kan tahu waktu sampean mendekat ke saya, saya ada disana tidak ? ,” tukas Moh. Iksan.
“Saya dipanggil teman saya. Saya kesana langsung,” imbuh Iksan dengan wajah memerah.
Eks Kadinsos ini bahkan mengklaim berita Detikzoene.net yang telah tayang sebelumnya merupakan produk asumsi lantaran tanpa wawancara.
Padahal, pewarta sudah melakukan upaya konfirmasi kepada yang bersangkutan sebelum berita terbit.
“Sampean sudah menulis masalahnya. Andai kata sampean tidak menulis saya akan jawab,” jelasnya.
“Ngapain saya jawab, terkecuali belum menulis. Terserah kamu mas mau menulis apa saja,” katanya dengan gestur dan bahasa tak bersahabat.
Disisi lain, Yusman Hadi warga Pasongsongan mengatakan, dirinya juga sedang di periksa untuk dimintai keterangan.
“Ya diperiksa semua mas, baik dari pihak Gong Mania dan Angin Ribut,” ucap Yusman Hadi.
Sementara, inisial H menyebut, kejadian kericuhan acara menjadi tanggung jawab Kadisbudporapar.
“Kadis harus tanggung jawab,” sebutnya.
“Mana ada acara amburadul seperti ini tidak ada MC dan panitia yang menutup acara. Kadisnya saat itu juga tidak ada,” tutupnya.
Menurut keterangan H. Hosen, warga Pasongsongan, awalnya pihak Dinas itu hanya mengundang Group Tongtong Angin Ribut saja. Tapi entah kenapa dua hari setelah itu, pihak Dinas langsung mengabarkan bahwa akan tampil dengan Gong Mania.
Kemudian H. Hosen menunjukkan bukti chat dari salah satu anak buahnya yang berisi “Sistemnya nanti gimana pak? Apa nabbuh bergantian? Takutnya para Suporter Angin Ribut dan Gong Mania Atokar ( bertengkar).
Lantas dijawab oleh pihak Disbudporapar bahwa nanti hari Senin dirapatkan.
Kendati demikian, Gong Mania dan Group Tongtong Angin Ribut tetap berlaga pada acara yang telah ditentukan.
Diwartakan sebelumnya, Festival Dewi Cemara Jatim 2023 berakhir memalukan lantaran diwarnai kericuhan antara pendukung group musik tongtong Gong Mania dan Angin Ribut Pasongsongan.
Padahal, festival tersebut dihadiri perwakilan puluhan desa yang tersebar di provinsi Jawa Timur.
Adanya fakta itu, Kadisbudporapar terkesan mempermalukan Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo .
Pantauan di lokasi, sejumlah orang mengalami luka luka.
Aksi memalukan tersebut sempat membuat panik ribuan orang yang memadati acara yang berlangsung di area taman Potre Koneng, Sumenep.
Beruntung, aksi kericuhan bisa dihentikan oleh puluhan anggota kepolisian Polres dan Kodim Sumenep.
Wakapolres, Kasatreskrim, Kanitpidum, dan sejumlah PJU serta anggota turlap ke lokasi.
“Ini karena ulah ketidakbecusan panitia acara,” sebut warga di Lokasi.
“Panitianya tidak beres,” kata warga yang lain.
Bahkan, warga menyebut kepemimpinan Disbudporapar Sumenep tidak becus.
“Panitianya tidak ada di tempat. Apalagi Kadisnya, tidak tahu kemana,” tukas warga.
Encang, warga Pasongsongan menyebut bahwa insiden tersebut saling lempar batu.
“Ngeri, batu yang dilempar batu paving,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pasongsongan Achmad Saleh Hariyanto mengatakan bahwa sebelum ada penutupan tidak ada pihak panitia di atas panggung.
“Sebelum ada penutupan, tidak ada MC dan panitianya,” sebutnya.
Ketika tidak ada panitia, Kades bergegas ke arah Pendopo untuk menemui Kadisbudporapar dan menanyakan terkait kelanjutan acara.
“Kata Pak Kadis suruh tutup saja,” jelasnya.
Disinggung apakah sebelumnya ada perselisihan antara kedua belah pihak, Ketua AKD Pasongsongan ini bertutur bahwa tidak ada.
“Tidak ada kalau itu,” tukasnya.
“Feeling saya akan rame ketika sudah tidak ada panitianya. Ternyata beberapa menit kemudian langsung rame,” tambahnya.
Ditanya berapa korban dan kerugian, Kades. yang biasa dipanggil pak Yan ini mengungkapkan bahwa banyak kerugian.
“Kerugian banyak, termasuk kerusakan dekorasi, dan korban luka luka 4 orang,” ungkapnya.
Sementara, Kadisbudporapar saat dikonfirmasi mengenai insjden kejadian belum membalas.
Terdengar informasi bahwa Kadis Ikhsan sedang dipanggil pihak kepolisian.
Hingga berita ini terbit, pewarta bergegas ke Polres Sumenep untuk melakukan upaya Konfirmasi.