Sumenep, Detikzone.net- Petik laut merupakan tradisi budaya yang diwariskan oleh para leluhur untuk dijaga dan dihormati oleh generasi sekarang, terutama oleh para Nelayan.
Oleh karenanya, Organisasi Rawatan Samudra desa Sukajeruk mengadakan acara Petik laut (Rokat Tase) ” sebagai rasa syukur, meminta keselamatan dan keberkahan kepada Tuhan.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Kapolsek Masalembu, Danramil Masalembu bersama Tim Angkatan Laut. KIARA, WALHI Jatim.
Tidak hanya itu, LBH Surabaya juga ikut serta mensupport kegiatan tersebut, dengan spirit yang sama memperjuangkan keadilan perikanan.
Jailani, Panitia dan pengurus Rawatan Samudra menyampaikan, acara tersebut adalah bukti bahwa sebagai bangsa yang berkebudayaan patutlah kiranya merawat tradisi dan mengambil makna yang terkandung dari acara tersebut.
“Karena acara ini memiliki nilai moral, kerukunan, kekompakan, sosial, budaya dan agama. Kita harus mampu mengimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Kita juga perlu menyadari Nelayan telah memberikan sumbangsih bagi perputaran ekonomi di Masalembu, Nelayan sebagai garda terdepan dalam pemenuhan protein bagi Masyarakat,” ujarnya.
Jailani menambahkan, ditengah gempuran alat tangkap modern, pohaknya berharap kepada Pemerintah agar benar-benar serius mengatur tata kelola di lingkungan kelautan dan perikanan.
“Ini sangatlah penting karena Nelayan tradisional perlu dilindungi demi menafkahi kebutuhan keluarganya,” tuturnya.
“Kita sebagai Nelayan harus berjuang sendiri mempertahankan laut Masalembu dari alat tangkap yang merusak, Cantrang (Trawl), Potasium, Bom dan alat yang merusak lainnya, Kami sebagai Nelayan hanya bisa mewariskan laut sebagai penghidupan generasi mendatang, semua itu akan sirna ketika Kita merusak dan membiarkan laut Masalembu dieksploitasi,” tambah Jailani.
Menurut dia, Laut adalah anugerah berharga, sumber penghidupan dan penentu keberlangsungan bangsa Indonesia.
“Laut adalah masa depan yang harus Kita jaga bersama,” pungkasnya.
Matsehri, Ketua Rawatan Samudra pada sambutan kedua juga menceritakan sejarah panjang pergerakan Nelayan Masalembu dari era sekitar 1980 sampai sekarang, dengan mengajak semua stakeholder menjaga laut Masalembu.
Acara Petik laut ditutup dengan pelepasan sampan Rokat, dengan penuh harap dan do’a semoga diberikan rezeki, keselamatan dan dihindarkan dari bencana, serta bangsa ini bisa kembali menorehkan sejarah tinta emasnya sebagai Negara maritim yang mampu mengelola laut dan memberikan kehidupan dan kesejahteraan bagi Masyarakat Nelayan khususnya dan seluruh rakyat Indonesia umumnya.