Uncategorized

Bahaya! Ustad Sudi Nekat Hutang ke Toko, Dana BLKK Rp 500 Juta Disoal Pengawas

1763
×

Bahaya! Ustad Sudi Nekat Hutang ke Toko, Dana BLKK Rp 500 Juta Disoal Pengawas

Sebarkan artikel ini
IMG 20230326 184837

Sumenep, Detikzone.net- Ustad Sudi, Kepala sekolah sekaligus penanggung jawab proyek Pembangunan BLKK di salah satu Ponpes yang ada di desa Bunbarat, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep terus menjadi sorotan publik. Bukan hanya mengenai dugaan ketidak beresan pelaksanaan pembangunan proyek saja, namun Ustad Sudi juga dinilai memiliki akhlak yang buruk. Minggu, 26/03/2023.

Selain disebut pernah mengajak carok bendaharanya sendiri, Ustad Sudi juga disebut pernah ngamuk hingga pecahkan bangku sekolah. Padahal, dirinya adalah manusia yang diberikan amanah untuk mengajarkan ilmu dan akhlak yang baik kepada anak didiknya di Lembaga Pendidikan.

”Ini sudah ke beberapa kalinya Sudi selalu bikin masalah. Dulu pernah ngamuk sampai pecahkan bangku sekolah,” ujar pengawas Lembaga sekaligus menantu Kiai, inisial W.

Mengenai proyek pembangunan BLKK  yang diduga dikerjakan asal-asalan dengan menghabiskan dana fantastis Rp 500 juta untuk bangunan fisik, sang pengawas juga mengaku heran.

“Permasalahanya apakah tidak cukup dana untuk bangunan BLKK itu, dikemanakan uang itu? Kalau memang proyek itu harus ada komitmen 30 persen dari jumlah Rp 500 juta kan masih ada Rp 350juta,” ungkapnya.

“Padahal kata bendaharanya sudah memakai uang sekolahan sebesar Rp 8 juta untuk bangunan BLK tersebut,” tambah inisial W.

Bahkan, pengawas Lembaga tersebut mengeluhkan cara cara Sudi yang dinilai tidak sopan saat ingin mendatanginya pada malam hari jelang istirahat yang hanya menanyakan ongkos tukang.

Sudi pun mendatangi Dhelem (Pondok) bertemu dengan Ketua Lembaga Pesantren.

“Pak sudi itu ingin datang ke rumah pada malam hari saat saya mau tidur yang keperluannya hanya menanyakan uang untuk membayar ongkos tukang. Saya bilang ke Sudi kalau uang cash saya gak ada semua. Ada di bank. Bahkan ustad Sudi malah mendatangi Dhelem untuk ketemu dengan mertua saya dan mengatakan bahwa dirinya disuruh oleh saya, ini bagi saya sangat tidak sopan sekali karena saya diadu dengan mertua saya,” sebutnya.

Sebelumnya, Sudi meminta wartawan media ini untuk tidak membuat masalahnya berkepanjangan.

“Sudah lah pak, ayo di takedown saja beritanya itu tidak benar. Saya disini cuma pesuruh pak. Semua kekuasaan tergantung ketua Lembaga, saya disuruh ke barat ikut kebarat, disuruh ke timur ikut ke Timur, dan semua dana BLK itu tidak semua di pegang saya, ya sebagian di Dhelem (Pondok, red) ,” terang Sudi pada wartawan detikzone.net.

Namun tudingan Ustad Sudi tersebut dibantah menantu Ketua Lembaga yang menyatakan itu bohong dan fitnah.

“Itu sudi bohong pak fitnah, uang apa yang dipegang di dhelem( Pondok). Kasihan Abuya kan lagi sakit, masak mau ditambah lagi masalah. Nanti kalau drop gimana,”

“Uang apa yang dipegang Abuya? Wong semua dipegang Sudi, bahkan sekarang hutang barang ke toko bangunan pakai nama Ponpes, bahkan pernah orang toko tanya ke saya apakah betul Ponpes menggarap bangunan, saya jawab ya. Karena saya pikir agar lancarnya pekerjaan biar cepat selesai, karena kalau pakai atas nama sudi orang toko bangunan tidak akan ngasih,” ungkap menantu kiai sekaligus pengawas Ponpes.

20230314 122902 0000

Tidak ingin isu yang digiring Ustad Sudi berkepanjangan, pihak lembaga menggelar rapat klarifikasi yang dihadiri langsung Pengawas Lembaga, kepala SPM, Kepala MA, ustad Sudi selaku Ketua pelaksana bangunan BLKK itu.

Namun dalam rapat tersebut, tandas W, Sudi masih melempar masalah pada orang yang tidak ada kaitannya dengan Ponpes.

“Anehnya Sudi mengatakan bahwa uang BLKK tersebut sebagian dikasih pada inisial H yang ada di Ponpes besar di Kabupaten Sumenep. Ini kan menambah bahaya, padahal orang yang disebutkan Sudi tersebut tidak ada kaitannya dengan Ponpes ini,” tandas Pengawas Lembaga.

Diwartakan sebelumnya, Ustad Sudi, yang menjadi Kepala Sekolah sekaligus penanggung jawab proyek BLKK di Ponpes Al-Qodiriyah, desa Bunbarat, Kecamatan Rubaru, meminta agar pemberitaan mengenai dirinya yang mengajak carok Bendaharanya sendiri  serta mengenai ambisinya menguasai fulus proyek di Takedown karena disebutnya tidak benar. Kamis, 23/03/2023.

“Saya minta berita itu di Takedown pak karena berita itu tidak benar dan saya tidak pernah mengajak carok. Apalagi ingin menguasai dana proyek. Sekarang Bendaharanya ada dengan saya disini,” kata dia kepada Redaksi saat wartawan Detikzone.net menemuinya. Senin, 19/03.

Padahal, saat menghubungi Redaksi, Bendaharanya tidak ada bersamanya.

Ustad Sudi hanya berdua dengan wartawan media ini saat ditugas melakukan upaya konfirmasi lanjutan.

“Terus gimana ini pak,” pintanya.

Permintaan ustad Sudi itu pun  belum bisa digubris lantaran terkesan hanya membenarkan dirinya sendiri.

Berita yang tayang sudah sesuai keterangan narasumber dan didukung bukti percakapan.

Berdasarkan data investigasi, Bendahara hanya dilibatkan saat pencairan dana di Bank BRI. Selebihnya tidak.

Seakan dirinya benar, Ustad Sudi  mengirim bukti video saat duduk bersama Bendaharanya bahwa Bendaharanya tidak melapor ke media. Dalam video itu, sang bendahara tidak bergeming dan hanya diam.

Fakta, bendahara tidak melapor namun menjawab saat dikonfirmasi awak media.

Hal itu selaras dengan bukti dokumentasi saat dikonfirmasi detikzone. Dirinya takut, karena bukan siapa siapa.

Bahkan, Kepsek di PP Al-Qodiriyah yang disebut Ustad Sudi itu menganggap dirinya tidak ingin menguasai.

“Saya tidak ingin menguasai, saya hanya babu disini. Saya hanya ikuti perintah saja.,” dalihnya.

Disinggung lebih lanjut ihwal  Dana Pembanguna BLKK, Ustad Sudi berucap, sebagian dipegang dirinya dan sebagiannya lagi dipegang di dalam. Bahkan dirinya menyalahkan sang bendahara.

“Saya kan karo erosoro pak. Marena beremma mon bendahara la tak endhe’ Mon la mare tanda tangan. Cakna kiai soro lakoni padeng mendheng. ( Saya kan hanya pesuruh pak, ya gimana jika Bendahara tidak mau karena sudah tanda tangan. Kata kiai disuruh kerjakan, cukup cukupin,” katanya.

Ustad Sudi juga mengeluh karena dana pembangunan sebesar Rp 500 juta tidak cukup.

“Disini kan kerja, ya untuk dibayarkan ke tukang juga, bahan bahan di Madura kan mahal pak, harga semen membengkak, besi membengkak,” tukasnya.

Sementara itu, atas pernyataan Ustad Sudi yang mengatakan dana sebagian masuk ke dalam, Detikzone.net melakukan upaya konfirmasi untuk mengetahui kebenaran yang disampaikan.

Pihak internal PP Al-Qodirah menyebut bahwa pernyataan Sudi tersebut tidak benar. Hingga wartawan media ini pun dipanggil agar mengetahui secara pasti isu yang kebenarannya itu sangat diragukan.

Saat rapat di PP Al-Qodiriyah berlangsung hingga selesai, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan dana anggaran ihwal pembangunan proyek BLKK tersebut adalah Ustad Sudi.

Tinggalkan Balasan