SUMENEP, Detikzone.net- Ustad Sudi, yang menjadi Kepala Sekolah sekaligus penanggung jawab proyek BLKK di Ponpes Al-Qodiriyah, desa Bunbarat, Kecamatan Rubaru, meminta agar pemberitaan mengenai dirinya yang mengajak carok Bendaharanya sendiri serta mengenai ambisinya menguasai fulus proyek di Takedown karena disebutnya tidak benar. Kamis, 23/03/2023.
“Saya minta berita itu di Takedown pak karena berita itu tidak benar dan saya tidak pernah mengajak carok. Apalagi ingin menguasai dana proyek. Sekarang Bendaharanya ada dengan saya disini,” kata dia kepada Redaksi saat wartawan Detikzone.net menemuinya. Senin, 19/03.
Padahal, saat menghubungi Redaksi, Bendaharanya tidak ada bersamanya.
Ustad Sudi hanya berdua dengan wartawan media ini saat ditugas melakukan upaya konfirmasi lanjutan.
“Terus gimana ini pak,” pintanya.
Baca Juga : Ambisi Kuasai Fulus Proyek, Kepsek Al-Qodiriyah Ustad Sudi Tantang Carok Bendahara
Permintaan ustad Sudi itu pun belum bisa digubris lantaran terkesan hanya membenarkan dirinya sendiri.
Berita yang tayang sudah sesuai keterangan narasumber dan didukung bukti percakapan.
Berdasarkan data investigasi, Bendahara hanya dilibatkan saat pencairan dana di Bank BRI. Selebihnya tidak.
Seakan dirinya benar, Ustad Sudi mengirim bukti video saat duduk bersama Bendaharanya bahwa Bendaharanya tidak melapor ke media. Dalam video itu, sang bendahara tidak bergeming dan hanya diam.
Fakta, bendahara tidak melapor namun menjawab saat dikonfirmasi awak media.
Hal itu selaras dengan bukti dokumentasi saat dikonfirmasi detikzone. Dirinya takut, karena bukan siapa siapa.
Baca Juga : Ihwal SPJ Proyek, Ustad DD Ajak Carok Bendahara Al-Qodiriyah, Nama Kejaksaan Turut Disebut
Bahkan, Kepsek di PP Al-Qodiriyah yang disebut Ustad Sudi itu menganggap dirinya tidak ingin menguasai.
“Saya tidak ingin menguasai, saya hanya babu disini. Saya hanya ikuti perintah saja.,” dalihnya.
Disinggung lebih lanjut ihwal Dana Pembanguna BLKK, Ustad Sudi berucap, sebagian dipegang dirinya dan sebagiannya lagi dipegang di dalam. Bahkan dirinya menyalahkan sang bendahara.
“Saya kan karo erosoro pak. Marena beremma mon bendahara la tak endhe’ Mon la mare tanda tangan. Cakna kiai soro lakoni padeng mendheng. ( Saya kan hanya pesuruh pak, ya gimana jika Bendahara tidak mau karena sudah tanda tangan. Kata kiai disuruh kerjakan, cukup cukupin,” katanya.
Baca Juga : Pembangunan Workshop BLK di PP Al-Qodiriyah Diduga Sarat Penyimpangan
Ustad Sudi juga mengeluh karena dana pembangunan sebesar Rp 500 juta tidak cukup.
“Disini kan kerja, ya untuk dibayarkan ke tukang juga, bahan bahan di Madura kan mahal pak, harga semen membengkak, besi membengkak,” tukasnya.
Sementara itu, atas pernyataan Ustad Sudi yang mengatakan dana sebagian masuk ke dalam, Detikzone.net melakukan upaya konfirmasi untuk mengetahui kebenaran yang disampaikan.
Pihak internal PP Al-Qodirah menyebut bahwa pernyataan Sudi tersebut tidak benar. Hingga wartawan media ini pun dipanggil agar mengetahui secara pasti isu yang kebenarannya itu sangat diragukan.
Saat rapat di PP Al-Qodiriyah berlangsung hingga selesai, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan dana anggaran ihwal pembangunan proyek BLKK tersebut adalah Ustad Sudi.