SUMENEP, Detikzone.net- Pembangunan gedung workshop Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Qodiriyah di Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menyisakan sejumlah masalah. Senin, 13/03/2023.
Pasalnya, selain spesifikasi teknis (spek) pembangunannya diduga tidak merujuk kepada Juklak/Juknis dari Kemenaker, juga disinyalir kuat melenceng dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dibuat saat pengajuan oleh pihak Ponpes Al-Qodiriyah.
Bahkan pengaturan belanja material khususnya, diduga tak mengacu kepada spek teknis sebagaimana di dalam RAB. Sehingga gedung BLK Komunitas yang hampir selesai dibangun di Ponpes Al-Qodiriyah, kualitasnya sangat diragukan. Senin (13/4/2023).
Menurut keterangan sumber internal Ponpes Al-Qodiriyah, sejak awal pencairan di Bank BRI Kecamatan Ambunten, dirinya tidak pernah diberi kuasa untuk memegang uang, hanya saja diberi tugas untuk tanda tangan di hadapan pegawai Bank BRI.
“Saya tidak tau pak, karena saya tidak pernah memegang uangnya. Hanya saja saya tanda tangan saat pencairan di BANK BRI Kecamatan Ambunten, bahkan saya pernah di tantang carok karena saya tidak mau menanda tangani Surat Pertanggung Jawaban ( SPJ),” ungkap sumber internal pada Wartawan Detikzone.net
Dirinya pun berkeluh saat hanya dilibatkan dalam urusan tanda tangan saja.
“Saya tidak pernah dilibatkan, baik dari pembelajaan material maupun absen pekerja, bahkan kabarnya sekarang yang dipakai uang sekolahan untuk menyelesaikan bangunan BLK tersebut, dan juga kabarnya punya hutang di toko Sumber Cahaya,” tambah sumber kepada Detikzone.net
Pantauan investigasi, system pengerjaan pembangunan diduga dilaksanakan secara swakelola, dan sangat rentan tingkat korupsinya. Artinya, sebagai ketua pelaksana pembangunan yang notabene pemegang kebijakan keuangan, bisa lebih leluasa mengatur pembelanjaan bahkan me-mark-up pun sangat berpotensi.
Kuat dugaan adanya pengurangan spek namun harga tetap, atau speknya tetap, tetapi harga di naikan. Belum lagi masalah upah tenaga kerja, hingga biaya operasional dan biaya tak-terduga lainnya.
Sehingga disinyalir oknum atau ketua pelaksana dan pengurus lainnya, dapat meraih “keuntungan”. Sebab, pantauan Detikzone net, dari dana yang dialokasikan, paling maksimal hanya 65-70 persen yang terserap bahkan bisa kurang dari pada itu.
Berkenan dengan itu, salah satu keluarga besar dari Ketua Lembaga saat dikonfirmasi mengatakan kalau mau ke tangan yang lebih akurat libatkan semua yang ada di kepengurusan mengenai pembangunan BLK tersebut.
“InsyaAllah walaupun yang bawa proyek kena juga itu,” pungkasnya.
Sementara, hingga berita ini jadi konsumsi publik, ketua pelaksana Pembangunan BLK Pondok Pesantren Al-Qodiriyah, Ustad SD ( inisial) tidak mengangkat telepon Detikzone.net.
Diberitakan sebelumnya, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan sarana keagamaan, Pemerintah Pusat terus menggelontorkan sejumlah program dengan anggaran fantastis. Salah satunya, melalui bantuan pembangunan workshop Balai Latihan Kerja (BLK) di Pesantren Al-Qodiriyah di Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep Madura, Provinsi Jawa Timur. Kamis, 09/03/2023.
Adapun anggaran tersebut direalisasikan melalui Kementerian Ketenagakerjaan (KEMNAKER) dengan nilai anggara Rp 1.000.000.000. (Satu Milyar Rupiah).
Lima Ratus Juta Rupiah untuk pengadaan alat, sedangkan Rp. 500.000,00, Lima Ratus Jutanya lagi mencakup pembangunan gedung workshop Kejuruan Teknik Informatika (KTI).
Namun, pantauan Detikzone.net di lapangan, pelaksanaan proyek Pemerintah Pusat yang dananya dari uang rakyat tersebut diduga sarat penyimpangan bahkan hasil pengerjaannya kurang berkualitas.
Anggaran keseluruhan yang diterima oleh Yayasan Al-Qodiriyah sebesar Rp. 500.000.000, disinyalir hanya terserap pada pekerjaan sekitar 65-70 persen.
Mirisnya, pembangunan yang diharapkan Pemerintah Pusat untuk menunjang keagamaan dan pendidikan tersebut diduga dikerjakan asal asalan, dan tidak sesuai spesifikasi Kerangka Acuan kerja ( KAK ) yang sudah ditetapkan.
Sesuai investigasi, didapati item pemasangan ubin keramik Lantai asal-asalan seperti kandang sapi, terlihat Nat-nya tidak lurus bahkan ada yang lebar ada juga yang sempit, dan pembangunan tersebut terkesan kekurangan biaya.
Tidak hanya itu, dindingnya jerawatan Bahkan plaster plafon sangat kasar. Sehingga secara kajian teknik dengan mengurangi kualitas dan kwantitas bangunan yang dikerjakan, apapun bentuknya sudah mengarah kepada dugaan tindak pidana korupsi.
Berkaitan dengan proyek pengerjaan yang dibangun hasil dari keringat uang rakyat tersebut, Inisial SD selaku ketua Panitia pelaksanaan pembangunan saat dikonfimasi wartawan Detikzone mengenai pengawasan pada waktu tahapan-tahapan pembangunan mengatakan, bahwa dirinya sudah memberi tahu ihwal pengerjaan yang tidak sesuai spesifikasi.
“Saya sudah bilang pak ke tukangnya minta diganti. Saya sudah bayar puluhan juta, masak hasil kerjanya kayak itu,” tutur Ustad SD.
Sementara, kepala tukang pengerjaan proyek pembangunan workshop di Pesantren Al-Qodiriyah terkesan cuek saat dikonfirmasi karena tidak membalas pertanyaan pertanyaan yang diajukan wartawan.
Detikzone.net akan seriusi persoalan proyek pembangunan workshop Balai Latihan Kerja (BLK) di Pesantren Al-Qodiriyah ini karena diduga ada kerugian Negara.
Bahkan, Detikzone.net sudah mengantongi data dan dokumentasi sejak dari awal pengerjaan.