SUMENEP, Detikzone.net- Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep Agus Mulyono memastikan bahwa untuk saat ini, wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, belum ditemukan adanya pasien yang terjangkit Leptospirosis.
Kendati demikian, Kadinkes P2KB, Agus Mulyono menekankan agar masyarakat Sumenep tetap waspada terhadap adanya leptospirosis selama musim penghujan.
“Untuk penderita Leptospirosis memang belum ada di Kota Keris ini. Tapi warga diharapkan tidak lengah dan selalu menjaga kebersihan lingkungan di musim hujan. Demi kebaikan dan demi kesehatan bersama,” ujar Agus Mulyono.
Kepala Dinas yang pernah melakukan tugas ke sejumlah Negara di benua Eropa ini menyampaikan, Leptospirosis adalah berupa bakteri yang ditularkan dari air kencing tikus.
“Oleh karenanya, guna mengantisipasi terjadinya kasus pasien akibat terjangkit bakteri leptospirosis masyarakat diharuskan selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah, apalagi saat musim hujan seperti ini,” ungkapnya.
Bahkan Agus berpesan ketika hujan deras dan adanya genangan air, masyarakat harus meningkatkan tingkat kewaspadaaan.
“Karena saat banjir terjadi urine tikus mengalir bersama air yang diinjak dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet, hingga makanan,” ucap pria pecinta sholawat ini.
Menurutnya, Sikap siaga harus selalu diterapkan oleh masyarakat kota Keris, khususnya saat hujan.
“Karena menyangkut maraknya penyakit-penyakit pasca banjir,” ungkapnya, Selasa (28/02/2023).
Kadinkes P2KB menambahkan, Jika ada masyarakat yang merasakan sakit seperti panas tinggi, mual, nyeri otot dan persendian di sekujur tubuh, pihaknya menyarankan untuk segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat. Baik di Puskesmas maupun rumah sakit agar mendapatkan penanganan untuk menghindari kefatalan dari bakteri tersebut.
“Penyakit leptospirosis yang lambat ditangani bisa menyebabkan komplikasi yang menyerang organ lain seperti gangguan pada otak (meningitis), masalah pada pembuluh darah, paru-paru bocor, gagal ginjal, gagal jantung, kelumpuhan hingga kematian,” tandas Agus Mulyono.