Merespon Jerit Nelayan, Kades Pasongsongan Siap Lakukan Pengerukan Sedimentasi

IMG 20230221 094453
Foto: Sedimentasi Kolam Labuh PPI Pasongsongan (kiri), Kades Pasongsongan, Ahmad Saleh Hariyanto bersama CEO Detikzone.

Sumenep, Detikzone.net- Tertutupnya pintu masuk Kolam Labuh Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI ) Pasongsongan akibat sedimentasi hingga membuat perahu terkurung tidak bisa bekerja melaut, membuat Kepala Desa Pasongsongan, Ahmad Saleh Hariyanto merespon jerit hati Nelayan. Selasa, 21/02/2023.

“Jika memang seijin yang punya otoritas (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi  Jatim), kami bersama masyarakat nelayan siap untuk melakukan pengerjaan secara swadaya. Sebagai antisipasi, kami sudah menghubungi pengusaha alat berat Ponton dan Excavator untuk melakukan pengerukan karena semua ini demi kemaslahatan,” ujar Kades Pasongsongan, Ahmad Saleh Hariyanto.

Bahkan terkait hal itu, pihaknya sudah beberapa bulan yang lalu melayangkan surat ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, namun hingga kini  belum ada tanggapan.

“Masak iya nelayan Pasongsongan ini harus menunggu sampai sedimentasi menggunung. Siapa yang mau memberi makan anak istrinya di rumah jika nelayan tidak bekerja,” terang Kades.

Sebelumnya, Kepala Desa Pasongsongan, Ahmad Saleh Hariyanto mengatakan, pihaknya didatangi oleh perwakilan juragan dan jurumudi perahu untuk kembali melakukan upaya koordinasi dengan pihak pelabuhan agar pengendapan pasir yang menutupi akses keluar masuknya perahu nelayan untuk segera dilakukan pengerukan.

“Dengan adanya sedimentasi yang sudah semakin parah seperti ini, kita diminta melakukan kordinasi dengan pihak pelabuhan agar segera dilakukan pengerukan karena ini menyangkut nafkah orang banyak,” katanya.

Sebab, ucap Kades, jika tidak dilakukan pengerukan, maka otomatis Nelayan Pasongsongan kehilangan mata pencahariannya dan masyarakat pesisir akan mengalami musim paceklik.

“Kita berupaya mencari solusi terbaik agar ada persamaan persepsi dengan pihak pelabuhan. Karena bagaimana pun ini masih otoritas pihak pelabuhan,” ucapnya.

Kendati demikian, ia tetap mengedepankan adat ketimuran untuk terus menjalin kordinasi dengan pihak Pelabuhan Pasongsongan.

“Intinya kita akan terus berkoordinasi dengan pihak Pelabuhan. Dan insyaAllah besok kita akan mencari solusi terbaik untuk para Nelayan karena sudah menjelang musim ikan,” pungkas Ketua AKD Kecamatan Pasongsongan ini. Selasa, 21/02.

Diberitakan sebelumnya, Tertutupnya pintu masuk Kolam labuh di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI ) Pasongsongan, Kabupaten Sumenep akibat sedimentasi dibutuhkan penanganan serius. Bahkan saat ini , seluruh masyarakat Nelayan Pasongsongan kebingungan dan menjerit. Senin, 20/02/2023.

Pasalnya, sudah beberapa hari para Nelayan tidak bisa bekerja melaut karena Kolam Labuh terjadi pengendapan pasir.

Apalagi, faktor cuaca ekstrim yang kurang bersahabat hingga sedimentasi semakin parah.

“Kami tidak bisa bekerja melaut pak jika akses keluar masuknya perahu nelayan tidak dikeruk,” ujar Harun, salah satu masyarakat Nelayan Pasongsongan.

Harun menuturkan, tingginya pengendapan pasir sangat mengganggu aktivitas Nelayan Pasongsongan.

“Saya berharap ada formula yang solutif, sehingga Nelayan Pasongsongan tidak kebingungan untuk mencari nafkah keluarga. Pihak pelabuhan Pasongsongan jangan diam,” tuturnya.

Sementara, Kepala Pelabuhan Pasongsongan, CHOIRUL HUDA, S.Pi mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya penyedotan namun tidak bisa maksimal karena kapasitasnya kecil.

“Yang pertama kita sudah melakukan sedot pasir namun tidak bisa maksimal karena kapasitasnya kecil. Dan kedua, kami sudah menaikkan keluhan masyarakat yang ditandatangani para nahkoda dan Kades  ke tingkat Provinsi,” tuturnya.

Dirinya menyebut, surat yang sudah dilayangkan pihak pelabuhan Pasongsongan sudah dua kali.

“Sudah dua kali surat kami layangkan ke Surabaya mengenai keluhan masyarakat,” sebutnya.

Disinggung formula apa yang dilakukan PPI Pasongsongan atas semakin parahnya Sedimentasi, CHOIRUL HUDA berucap tetap menunggu respon dari Provinsi.

“Tapi saya tidak janji ya. Mudah- mudahan keluhan kami, keluhan masyarakat secepatnya ada respon, dan  Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) bisa direspon segera tinggal berapa bulan lagi,” ucapnya.

Ia pun meminta kesadaran pemilik perahu Nelayan untuk membayar iuran wajib di Pelabuhan Pasongsongan.

“Begitu sulitnya masyarakat Pasongsongan ini mau membayar iuran sesuai Pergub per perahu tiap harinya sebesar Rp. 2000 untuk mendapatkan fasilitas terbaik. Mohon bantuan edukasinya,” jelasnya.

“Menuntut fasilitas yang sempurna, nyaman, bagus tapi Rp 2000 perak sulitnya minta ampun,” tambahnya.

Ditanya fasilitas terbaik apa yang akan diberikan pihak Pelabuhan Pasongsongan nanti terhadap para Nelayan jika iuran wajib tiap hari dipenuhi, pihaknya menjawab bisa diperuntukkan saat ada Sedimentasi.

“Mudah mudahan nanti sesuai dengan anggaran yang ada. Kan gitu kan ? kalau misalnya ada sedimendasi, anggarannya kita akan berikan,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan