Minta Fasilitas Sempurna, Kepala PPI Pasongsongan Ajak Juragan Nelayan Sadar Kontribusi

20230220 220453 0000
Foto: Kepala PPI Pasongsongan, Choirul Huda.

Sumenep, Detikzone.net- Pasca tertutupnya pintu masuk Kolam Labuh di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI ) Pasongsongan akibat sedimentasi, Kepala Pelabuhan Pasongsongan, Choirul Huda ajak pemilik perahu Nelayan sadar akan kontribusi dan kewajiban. Senin, 20/02/2023.

Hal itu dikatakan Choirul Huda saat dikonfirmasi mengenai Sedimentasi  Kolam Labuh PPI Pasongsongan yang kian parah dan butuh penanganan.

“Selama ini, begitu sulitnya masyarakat Pasongsongan ini mau membayar iuran sesuai Pergub per perahu tiap harinya sebesar Rp. 2000 untuk mendapatkan fasilitas terbaik. Para nelayan menuntut fasilitas yang sempurna, nyaman, bagus tapi Rp 2000 perak sulitnya minta ampun,” kata Choirul Huda kepada Detikzone.

Pihaknya berharap agar para juragan perahu nelayan Pasongsongan berkomitmen mengenai iuran yang harus diberikan.

“Mohon kerjasamanya dan kesadarannya untuk membayar iuran wajib sebesar Rp 2000 setiap hari agar saat Kolam Labuh terjadi Sedimentasi/ pengendapan bisa cepat teratasi dan tidak harus menunggu atensi dari Provinsi,” harapnya.

Diberitakan sebelumnya, tertutupnya Kolam Labuh Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI ) Pasongsongan, Kabupaten Sumenep akibat Sedimentasi dibutuhkan penanganan serius. Bahkan saat ini , seluruh masyarakat Nelayan Pasongsongan kebingungan dan menjerit. Senin, 20/02/2023.

Pasalnya, sudah beberapa hari para Nelayan tidak bisa bekerja melaut karena Kolam Labuh terjadi pengendapan pasir.

Apalagi, faktor cuaca ekstrim yang kurang bersahabat hingga sidementasi semakin parah.

“Kami tidak bisa bekerja melaut pak jika akses keluar masuknya perahu nelayan tidak dikeruk,” ujar Harun, salah satu masyarakat Nelayan Pasongsongan.

Harun menuturkan, tingginya pengendapan pasir sangat mengganggu aktivitas Nelayan Pasongsongan.

“Saya berharap ada formula yang solutif, sehingga Nelayan Pasongsongan tidak kebingungan untuk mencari nafkah keluarga. Pihak pelabuhan Pasongsongan jangan diam,” tuturnya.

Adanya fakta itu, Detikzone.net melakukan upaya konfirmasi langsung dengan mendatangi Kades Pasongsongan, Ahmad Saleh Hariyanto di kediamannya, pada Senin, 20/02/2023.

Kepala Desa Pasongsongan, Ahmad Saleh  Hariyanto mengatakan,  masyarakat datang berduyun -duyun ke rumahnya dan mendesak agar segera melakukan koordinasi dengan pihak Pelabuhan supaya pasir di pintu masuk Kolam Labuh dikeruk.

“Bahkan beberapa bulan yang lalu sebelum pengendapan pasir di kolam labuh semakin parah, saya sudah melayangkan surat atas nama masyarakat Nelayan Pasongsongan yang ditunjukan kepada Kepala Dinas Perikanan Jawa Timur agar segera dilakukan pengerukan pintu masuk Kolam Labuh Pasongsongan karena sangat menggangu akses keluar masuk perahu,” kata Kades Pasongsongan, Ahmad Saleh Hariyanto.

Namun, lanjut Ketua AKD Pasongsongan ini, hal itu pasti berkenaan dengan Anggaran biaya pelaksanaan yang tidak sedikit, apalagi kondisi Fiskal (Keuangan) Pemerintah Pusat dan Daerah Pasca Pandemi Covid-19 yang sangatlah sulit.

“Akan tetapi, ketika kita bicara Program Prioritas, kondisi PPI Pasongsongan saat ini masuk salah satu diantara yang harus di prioritaskan. Sebelumnya, saya beserta perwakilan juru mudi dan juragan melakukan koordinasi dengan pihak Pelabuhan dengan harapan tidak ada perbedaan persepsi antara pihak pelabuhan dengan masyarakat nelayan,” lanjutnya.

Menurutnya, jika sedimentasi pasir tersebut terus menerus dibiarkan, masyarakat nelayan akan pasti kehilangan mata pencahariannya.

‘Karena akses keluar masuk Nelayan sudah hampir tertutup, maka otomatis Nelayan akan kebingungan untuk mencari nafkah keluarga. Karena mayoritas masyarakat Pasongsongan itu seorang nelayan,” ungkapnya.

Ia meminta, pengerukan tersebut segera direalisasikan demi membantu kaum Nelayan Pasongsongan.

“Mudah mudahan pengerukan sedimentasi kolam labuh secepatnya direalisasikan karena sudah menjelang musim ikan dan menyangkut hidup orang banyak,” pintanya.

Lebih jauh Kades Ahmad Saleh Hariyanto menegaskan, ada dua solusi yang perlu diperhatikan jika memang nantinya ada atensi untuk dilakukan pengerukan.

“Yang pertama adalah pengerukan secara rutin. Kemudian, sayap pintu masuk Kolam Labuh diperpanjang agar pasir tidak mudah masuk ke pintu Labuh,” tegasnya.

Akan tetapi, jika memang Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur belum juga memberikan atensi untuk dilakukan pengerukan terhadap apa yang sudah menjadi keluhan masyarakat Nelayan Pasongsongan, Kades Ahmad Saleh bersama masyarakat Nelayan tentu akan mengambil langkah solutif.

“Jika memang seijin yang punya otoritas (Dinas Perikanan Provinsi  Jatim) Kami bersama masyarakat nelayan siap untuk melakukan pengerjaan itu secara swadaya. Bahkan kami sudah mengantisipasi dengan menghubungi pengusaha alat berat Ponton dan Excavator untuk melakukan pengerukan karena demi kemaslahatan,” tandas Kades Pasongsongan, Ahmad Saleh Hariyanto.

Tinggalkan Balasan