Bawean, Detikzone.net – Kenaikan tarif terjadi di lintas Gresik-Bawean. Penetapan tarif tersebut membuat warga Bawean merasa dirugikan dan menuntut Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani, SE memenuhi janjinya mensubsidi tiket penyeberangan.
Kekecewaan warga Bawean diungkapkan dalam rapat yang digelar di pendopo Kecamatan Sangkapura pada, Kamis (26/01/2023) yang lalu. Dimana dalam pertemuan tersebut melibatkan berbagai pihak, antara lain; Kepolisian, Danramil, AKD KPP, ASDP , BKSDA, tokoh, pemuda dan mahasiswa Bawean.
“Rapat ini kita santai saja, jangan tegang. Aspirasi dari warga Sangkapura atau Pulau Bawean akan kami sampaikan ke Kabupaten maupun Provinsi,” kata Samsul Arifin, Camat Sangkapura.
Arifin meminta kontribusi dari peserta rapat yaitu mahasiswa, tokoh dan pihak yang berkepentingan.
Dengan demikian, pertemuan yang dilakukan dapat menghasilkan solusi atas permasalahan yang dihadapi warga.
“Saran dan sumbangsih pemikiran sangat penting. Kami ingin ada solusi yang muncul dalam pertemuan ini,” harapnya.
Sementara itu, Suja’i, Kapolsek Sangkapura, mengatakan persoalan yang timbul di masyarakat bisa diselesaikan. Menurutnya, pertemuan dengan warga tidak hanya dilakukan saat ada masalah.
“Audiensi seperti ini jangan hanya digelar saat ada masalah saja. Pertemuan ini harus rutin dilakukan agar bisa dicarikan solusinya,” katanya.
Selain itu, Syafie, Ketua PC Ansor Bawean, mengungkapkan Bawean memiliki banyak masalah. Salah satunya Express Bahari yang belum mengeluarkan CSR untuk masyarakat Bawean. Padahal, Bahari sudah banyak diuntungkan dari bisnis pelayaran Bawean.
“Harusnya CSR kan bisa diberikan untuk warga Bawean. Ini merupakan tanggung jawab sosial,” katanya.
Tak kalah pentingnya, tegas Syafie, adalah pemenuhan komitmen Bupati Gresik Gus Yani. Pasalnya, Gus Yani mengatakan, pengurangan tarif akan diberikan dalam bentuk subsidi harga. Namun, hingga saat ini subsidi yang ditunggu tersebut belum juga diberikan.
“Janji kampanyenya Gus Yani akan mensubsidi harga tiket, dan sekarang kami menagihnya,” tegasnya.
Hal yang sama juga diminta oleh perwakilan, PMII, HMI, Pemuda Muhammadiyah, GMNI, IPPNU, IPNU dan LBPH NU. Mereka menyebut kenaikan harga tiket dari 140.000 (exsekutif) dan 170.000 (VVIP), sekarang menjadi 200.000 (exsekutif) dan 250.000 (VVIP) sangat meresahkan. Mereka berharap agar kebijakan tersebut ditinjau kembali.