SUMENEP, Detikzone.net- Kepala Dinas Sosial ( Kadinsos) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur klaim penjemputan yang dilakukan oleh wartawan dengan mengendarai mobil ke Polres Sumenep pada 10/01/2022 tidaklah benar.
Hal itu dikemukakan Kadinsos Sumenep, Achmad Dzulkarnain kepada Detikzone.net melalui panggilan WhatsApp.
“Tidak benar pemberitaan itu,” tutur dia saat disinggung mengenai pemberitaan ihwal penjemputan wartawan kepada korban cabul oknum kiai AW usai membuat laporan di Polres Sumenep. Rabu, 11/01.
Bahkan Kadinsos terkesan kepedean dan menyebut bahwasanya yang menjemput korban usai membuat laporan di unit PPA Polres Sumenep adalah Dinsos.
“Yang pertama kali dihubungi itu adalah kami mas, silahkan kroscek di Polres mas. Apa ini mau ditindaklanjuti ke Polda kita tahu duluan, makanya kita rembuk dulu. Kita juga sudah melakukan penjemputan saat di pelabuhan bahkan melakukan pendampingan terhadap Korban di Polres Sumenep,” ungkap Kadinsos kepada Detikzone.
Kadinsos juga menerangkan, setiap kejadian yang menjadi tanggung jawab instansinya yang telah masuk di Polres Sumenep pasti dilakukan pendampingan.
“Kita kan tidak hanya ini mas kejadiannya. Semuanya yang masuk ke Polres, kita pasti akan mendampingi. Baik keluarganya, kliennya. Kalau memang perlu visum kita fasilitasi. Sekarang juga meluncur ke Talango terkait penemuan bayi. Apa masih kurang jika tiap hari kita seperti itu mas,” keluhnya.
Sementara itu, pihak perwakilan keluarga korban yang turut mendampingi korban, inisial J menuturkan jika yang menjemput korban dan keluarganya saat di Kalianget itu memang dari Dinas Sosial.
“Kalau dari Kalianget, memang dibawa oleh mobil Dinsos, karena katanya mau dibawa ke rumah aman. Akhirnya saya ijinkan. Namun ternyata langsung dibawa ke Polres, padahal korban dan bibinya memerlukan istirahat yang cukup karena kelelahan,” terang J.
Sebab, beber tokoh pemuda Kepulauan Masalembu ini, seandainya dirinya tahu mau langsung dibawa ke Polres, maka tidak akan ia ijinkan.
“Karena selain serangan psikologi, korban juga kecapean dan memerlukan istirahat,” bebernya.
Namun kata dia, pada hari Selasa, 10/01/2022, korban dan bibinya menelepon dirinya sembari menangis, agar segera dijemput di Polres Sumenep.
“Makanya saya langsung jemput dengan mengendarai mobil rekan wartawan,” tuturnya
Berkaitan dengan kasus tersebut, Aktivis KPK Nusantara, Zainal Fattah, sebelum korban mendapat keadilan, Dinsos Sumenep itu wajib melakukan pendampingan terhadap korban.
“Karena psikologisnya korban pemerkosaan hampir bisa dipastikan bermasalah. Apalagi anak dibawah umur,” ungkap Zainal.
Akan tetapi, jika Kepala Dinas yang sudah diberikan amanah untuk melayani masih saja mengeluh dengan membuat pernyataan kontroversi maka baiknya memundurkan diri saja.
“Ini konteks melayani masyarakat. Jika seorang Kepala Dinas Kabupaten Sumenep banyak mengeluh dengan menyampaikan pernyataan ‘APA MASIH KURANG JIKA TIAP HARI KITA SEPERTI ITU MAS, tentu integritas dan komitmennya terhadap Pemerintah daerah perlu dipertanyakan kembali. Jika tidak siap, hendaknya memundurkan diri saja,” tegasnya.
Dirinya juga memastikan akan mengawal kasus tersebut.
“Kami akan mengawal kasus ini bersama sama, hingga perilaku manusia bejat yang bermoral hewani tersebut mendapat ganjaran yang setimpal,” tandasnya
Diberitakan sebelumnya, setelah viral di berbagai portal media online karena kurang memperhatikan korban pemerkosaan, Dinas Sosial Sumenep langsung bergerak cepak dengan melakukan pendampingan di Polres Sumenep.
Menurut inisial J, selaku pihak perwakilan keluarga bocah malang tersebut, pihak Dinsos saat ini menemani dirinya di Polres Sumenep beserta pengacara dari Korban.
“Setelah memberikan makanan, dua orang dari Dinas Sosial saat ini bersama kami sedang menunggu serta membawakan cemilan pada Korban,” terangnya.
Tidak hanya Dinsos, korban pencabulan (N) juga didampingi oleh kuasa hukum yang telah ditunjuk keluarganya.
“Saat ini pengacara yang sudah ditunjuk keluarga, korban juga ikut mendampingi di ruangan,” terang dia.
Pihaknya berharap, ada upaya intensif berkelanjutan dari Dinas Sosial Kabupaten Sumenep
“Harapan saya agar Dinas Sosial Kabupaten Sumenep ini bisa berada di garda terdepan terhadap masalah-masalah sosial. Apalagi kasus ini menyangkut pelecehan anak dibawah umur, ditambah lagi secara finansial keluarga korban bisa dikatakan ekonomi kelas bawah, tentu lembaga sosial ini harus lebih responsif menyikapi kejadian ini, dan benar-benar bisa menjamin kehidupan sosial seluruh Masyarakat terutama kelas bawah,” terang J.
Sejauh ini, lanjut dia, pihak Dinsos sudah melakukan hal yang dinilainya cukup baik.
“Tadi pagi sudah nganter nasi kotak, sempat juga menawarkan rumah aman untuk dijadikan tempat tinggal. Katanya pihak Dinsos, tempat tersebjt sudah dibooking 2 Minggu sebelumnya, cuma saya bilang bahwa keluarga lebih nyaman bersama saya,” ungkapnya.
Kendati demikian, ia mengeluhkan kejadian saat baru datang dari Kepulauan Masalembu.
“Saya juga sempat bilang waktu itu, ini kan dari Kapal perlu istirahat perjalanan jauh, tapi kenapa dibawa ke Polres ? Sementara sebelum datang komunikasinya dengan Saya mau langsung dibawa ke rumah aman. YA saya menyetujui, tapi ternyata langsung dibawa ke Polres Sumenep,” ungkapnya.
Ia menambahkan, saat pihak Dinsos tidak Kooperatif, korban beserta bibi korban menghubunginya untuk minta dijemput sampai nangis nangis.
“Ya saya langsung jemput,” tambahnya.
Terakhir, pria yang memiliki kepedulian tinggi terhadap Disparitas kepulauan ini meminta agar
Dinas Sosial Kabupaten Sumenep bisa membantu memberikan konseling untuk memulihkan mental korban agar bisa mewujudkan harapan dan cita-citanya kembali.
“Terus terang saja, korban pencabulan ini sangat memerlukan pertolongan pemulihan mental. Oleh sebab itu, sebagai perwakilan dari keluarga korban pencabulan ini, saya meminta agar Dinsos Sumenep lebih aktif lagi untuk memberikan solusi karena sudah diketahui bersama bagaiamna keadaan korban saat ini yang cukup depresi,” pungkasnya.
Sementara, Kapolres Sumenep AKBP Edo Satya Kentriko membenarkan bahwa kasus tersebut saat ini sudah menyeret nama baru, yakni pamannya sendiri.