Pamekasan, Detikzone.net-Dalam menekan angka Stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura akan membangun kemitraan antara organisasi kemasyarakatan dengan puskesmas untuk memberikan edukasi kepada masyarkat agar menghindari pernikahan dini.
“Sekarang kita sudah tekan melalui kemitraan bersama seluruh ormas dan puskesmas mengedukasi. Misalnya kita mengedukasi masyarakat atau orang tua untuk tidak mengizinkan anaknya menikah di bawah usia 20 tahun,” katanya, Rabu (12/10/2022).
Menurut Bupati, sebagian masyarakat desa belum memperhatikan usia dalam menikahkan anaknya.
“Padahal usia yang masih belia atau di bawah usia 20 tahun ada kecenderungan besar untuk melahirkan anak yang stunting. Tentu, kesadaran itu harus dibangun bersama untuk menghindari pertumbuhan buruk bagi anak tersebut,” ujarnya.
“Di desa itu masih ada, dan akhirnya karena umurnya belum mencukupi, maka berpotensi untuk menjadi stunting, bagaimana kesehatan ibu hamil kita dorong agar memakan makanan yang bergizi. Serta beberapa upaya lain yang kita lakukan,” imbuhya.
Kata dia, Pemkab Pamekasan menerima data terakhir dari Pemprov Jawa Timur tentang jumlah stunting di daerahnya yang mencapai 9.200 anak.
“Kami akan bekerja ekstra untuk meminimalisir angka tersebut,” katanya.
Pihaknya juga melakukan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya stunting melalui program tentara manunggal masuk desa (TMMD) tahun 2022 yang digelar di Desa Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar.
“Kami tekankan, sosialisasi tentang stunting, edukasi dan bahaya pernikahan dini dapat dilaksanakan secara masif dalam rangka menciptakan generasi emas tahun 2045 yang akan datang. Karena.di tahun 2045, Indonesia akan menjadi negara kuat dengan menjadi kekuatan ekonomi kelima di dunia,” jelas H. Baddrut Tamam.
Untuk itu, lanjut Suami Ketua TO PKK ini, semua lapisan masyarakat harus bekerja sama untuk mendorong pertumbuhan generasi emas.
“Menjadi tugas kita bersama untuk mewujudkan itu. Tentunya generasi emas tersebut harus sehat, cerdas dan mencintai Indonesia,” pungkasnya.