Sumenep, Detikzone.net- Berkenan dengan viralnya SPBU 54.694.07 – Jl. Raya Gapura No.55, Pandaringan Barat, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep yang sering kali disesaki mobil pengisi BBM melalui jerigen hingga antrian panjang yang dikeluhkan masyarakat membuat Kapolres Sumenep, Edo Satya Kentriko berjanji melakukan Lidik dan akan terus memonitor. Jumat, 23/09/2022.
Hal itu, dikatakan orang nomor satu Kepolisian Resor Sumenep kepada Detikzone.net. Jumat , 23/09/2022.
“Kami akan melakukan Lidik. Siap monitor,” tegas Kapolres Edo Satya Kentriko, S.H, S.I.K, M.H.
Pernyataan sikap dan ketegasan tersebut dirasa wajib bagi pemimpin Kepolian Resor Sumenep atas dampak melambungnya harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ) jenis Pertalite, Solar bahkan Pertamax yang sangat dirasakan masyarakat.
Berkaitan dengan itu, masyarakat tidak hanya mengeluhkan faktor melonjaknya harga, tetapi juga mengenai antrean yang tidak karuan di sejumlah SPBU. Apalagi adanya sejumlah Mobil yang menyesaki SPBU melalui pengisian jerigen.
Seperti yang terjadi di SPBU Paberasan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep yang sejak dulu dikeluhkan oleh masyarakat.
“Di SPBU Paberasan ini sudah dari dulu dikeluhkan oleh masyarakat. Banyak pengepul yang datang kulakan solar melalui Jerigen dengan alasan memiliki sejumlah Rekom. Bahkan saya menduga ada beberapa Rekom aspal dan ada permainan dengan pihak SPBU disana. Coba saja cek rekom. Untuk tanggalnya saja ditulis dengan Bolpen dan seperti editan. Jika memang rekomnya atas nama petani, cek saja ke Petani, dan jika atas nama Nelayan cek saja kepada para Nelayan. Sebagian besar yang mengambil BBM ke SPBU itu dijual kembali,” tutur sumber informan Detikzone.net.
Mendengan hal itu, Redaksi meminta sejumlah data temuan tersebut dan berlanjut melakukan konfirmasi kepada salah satu Kades di Sumenep selaku orang yang bertandatangan di surat rekom.
Akan tetapi, pihaknya terkejut dan meminta waktu kepada Detikzone.net untuk mempertanyakan kepada jajarannya.
“Maksotta rekom beremma jeria (Maksudnya Rekom Gimana itu, red) ? Coba kerem pole sengko’ nengguwe gelluh, (Coba saya kirim lagi ya saya mau lihat dulu, red) ,” ujar Kades kebingungan.
“Antos je’ kaburu mon se desa, ( Sebentar dulu, jangan terburu buru kalau yang di desa). Seingat saya, kalau rekom itu bukan saya yang tanda tangan,” imbuh Kades.
Pihaknya khawatir, orang yang bertandatangan itu adalah salah satu perangkatnya.
“Takutnya teppa’ ke perangkat Wa se tanda tangan (takutnya perangkat saya yang tanda tangan) ,” terangnya
Lucunya, terkait Rekom itu, Kades tersebut bahkan menyebut Pertamina.
“Gini mas, Rekom itu langsung dibuatkan dari pihak Pertamina. Kalau misalkan ada kesalahan dari Rekom itu, saya coba tanya sama pihak yang minta tanda tangan,” bebernya.
Beberapa menit kemudian, si Kades merubah pernyataannya melalui pesan WhatsApp dan mengakui bahwa yang bertanda tangan tersebut adalah dirinya.
“Ya itu tanda tangan saya,” jawabnya yang terkesan Mencla mencle.
Padahal sebelumnya, ia tidak mengakui bahkan akan menanyakan Rekom dan tanda tangan tersebut kepada perangkatnya.
Adanya fakta itu, diduga kuat sejumlah Rekom yang ada di SPBU tersebut meragukan.
“Saya menduga bahwa sejumlah Rekom yang ada di SPBU tersebut meragukan dan disinyalir itu adalah permainan untuk meraup keuntungan,” demikian dikatakan Zainal Fattah, Aktivis senior Komnas PKPU asal Pasongsongan.
Zainal meminta kepada aparat penegak hukum untuk serius mengimplementasikan program presiden bahkan Kapolri untuk menyikat para mafia BBM, karena sangat merugikan masyarakat.
“Tolong kepada aparat penegak hukum Kepolisian Resor Sumenep, agar gencar malakukan sidak ke sejumlah SPBU untuk mengimplementasikan program Presiden dan Kapolri agar memberantas pra mafia BBM karena sudah mencekik masyarakat,” tegas Zainal.
Bahkan kata dia, Nelayan Pasongsongan sangat mengeluhkan langkanya Solar bersubsidi, hingga pusing tujuh keliling.
“Para Nelayan Pasongsongan banyak pusing atas langkanya Solar bersubsidi, oleh sebab itu, jika para permainan mafia BBM ini tidak diberantas dan tidak disikat maka akan sangat meresahkan dan merugikan masyarakat,” tandasnya.
Ia mengingatkan bahwa SOP SPBU itu dilarang untuk pengisian Jerigen.
“Terkait rekom itu hanya kebijakan. Kalau pertalete, petani itu hanya butuh sedikit untuk Alkon (pompa air) kebanyakan alat pertanian itu jenis Sklar. Tolong pastikan petani dan nelayan jangan hanya dijadikan alat kepentingan mereka yang dimatanya hanya uang dan uang. Faktanya tidak berfikir pada petani dan nelayan,” pungkasnya.
Pantauan Detikzone.net terkini, Jumat, 23/09/2022 di SPBU Paberasan, Kecamatan Kota tersebut, antrian roda dua dan roda empat meluber hingga ke Jalan Raya, bahkan beberapa mobil dengan jerigennya juga sedang antre di lokasi dan diduga akan melakukan pengisian solar dan Pertalite.
Untuk melakukan konfirmasi lanjutan, Detikzone belum bisa bertemu dengan Manajer SPBU Paberasan. Karena di TKP hanya ada pengawas yang menemui sejumlah tamu yang berpakaian Dinas.
Sebelumnya, Redaksi Detikozne.net diminta oleh salah satu pengepul yang mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar dan Pertalite di SPBU Paberasan tersebut untuk memberikan bocoran ketika ada petugas yang mau melakukan Sidak.
“Bos. Tolong infonya, katanya sih orang Polda turun ke Sumenep ya bos, mohon infonya bos,” pintanya.