Makassar, Detikzone.net- Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan di keluhkan masyarakat khususnya para supir truk, dan mobil yang memakai bahan bakar solar.
“Susah dapat solar di SPBU ini, kalaupun ada sudah ada jatahnya orang. Terpaksa beli solar industri yang harganya jauh lebih mahal,” beber pengendara mobil Fortuner, inisial SN. Kamis 4 Agustus 2022.
Berdasarkan pemantauan media di SPBU 74.902.38, Jl. Perintis Kemerdekaan Makassar, Rabu pukul 22.20 Wita, terlihat kendaraan roda 4 diduga sedang mengisi BBM jenis solar bersubsidi, selama kurang lebih 1 jam.
Sehingga ada dugaan pengisian jenis solar bersubsidi tersebut melebihi kapasitas.
Alvin. SH selaku manager SPBU saat di konfirmasi media ini di ruang kerja SPBU mengatakan, “Dari kami pihak SPBU batas pengisian wajar oleh konsumen wajib kami isikan, kecuali bahan bakar jenis solar bersubsidi yang sudah dibatasi,” katanya.
“Misalkan roda 4, 60 liter, roda 8 maksimal 200 liter. Kalau lebih dari itu, saya tekankan ke anggota saya tidak boleh diisikan,” sambung Alfin.
Menurutnya, Sanksi dari pertamina sendiri sangat tegas. “Pertama akan dibayar selisih. Yang kedua akan dibatasi pengiriman solar dari pertamina,” tuturnya.

Kata dia, Pengisian 60 liter itu hanya membutuhkan waktu hanya 5 sampai 10 menit.
Ditanya soal adanya dugaan pengisian BBM solar bersubsidi di mobil 4 roda jenis truk di luar batas aturan, pihaknya menjawab.
“Kami tetap menjaga citra baik SPBU, jika ada oknum operator yang melakukan pengisian dari ketentuan yang ada kami pecat. Sejauh ini, kami belum mendapatkan operator yang nakal,” dalihnya
Alfin menambahkan, “Saya kerja dikantor hanya sampai jam 15.00 Wit, setelah itu teman yang lanjut sampai jam 22.00 Wit. Selebihnya itu pengawas dan security,” imbuh Alfin.
Alfin berujar, secara pribadi pihaknya menekankan kepada pengawas jika ada operator yang nakal dan mobil siluman, kasih pulang aja. “Jangan macam -macam disini,” ujarnya.
Kepada media ini Alvin minta waktu akan memberikan jawaban 7 hari kerja terkait adanya konfirmasi media karena ada audit dari pertamina sendiri.
Sementara itu, Taufik, selaku Humas pertamina hingga berita ini diterbitkan tidak menjawab konfirmasi melalui via telpon WhatsApp.