Sumenep, Detikzone.net- Sudah 2 tahun masyarakat Desa Masalima, Kecamatan Masalembu melakukan penerangan rumah secara mandiri dengan mengeluarkan rupiah dari kantong pribadi guna membeli Diesel dan PLTS di masing masing rumahnya. Sabtu, 21/05/2022.
Hal tersebut disebabkan PLTD di Masalembu mati total dan tidak diperbaiki kembali oleh pengelolanya.
Atas fenomena itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep dan pemerintahan desa Masalima terkesan tutup mata.
Salah satu pegiat sosial, Zainal Fatah, Sekretaris dari Lembaga Komunitas Pemantau Korupsi Nusantara DPC Sumenep yang turun langsung ke pulau Masalembu sangat menyayangkan adanya fakta tersebut, dan berbanding 180 derajat dari jargon yang melekat pada Kota Keris ‘Bismillah Melayani’.
“Kasihan masyarakat jika terus dibiarkan seperti ini,” kata Zainal Fattah ,Aktivis senior kelahiran desa Pasongsongan, Sumenep.
Kedatangan Aktivis berkepala pelontos ke Pulau Masalembu tersebut berawal dari keluhan sejumlah warga desa Masalima yang datang ke kediamannya beberapa bulan yang lalu untuk mengurai kenyataan yang terjadi hingga berkeluh kesah.
“Faktanya, setelah kami sampai di kepulauan Masalembu, memang benar adanya di Masalembu ini sangat banyak permasalahan. Mulai dari BBM, LPG yang mahal harganya ,” ujar Zainal.
Tidak hanya itu, lanjut Zainal menambahkan, tentang penerangan jalan di Kepulauan Masalembu juga dikeluhkan oleh warga.
Padahal menurut Zainal, Kecamatan Masalembu dulunya dikenal maju, namun saat ini justru semakin memperihatinkan.
“Dua tahun belakangan ini masyarakat desa Masalima hanya bisa pasrah menerima kenyataan Gelap gulita,” tukas H. Zainal.
Kendati seperti di anak tirikan oleh Pemerintah Daerah, kesadaran masyarakat desa Masalima, Kecamatan Masalembu tidak mau terpaku terhadap perhatian Pemerintah yang belum juga ada tindaklanjutnya.
“Disini menjadi terang karena Masyarakat membeli Diesel , dinamo listrik dan PLTS secara mandiri untuk menerangi rumah pribadinya. Miris sekali, padahal Kabupaten Sumenep ini kaya raya,” jelas Zainal Fatah.
Menurut masyarakat setempat yang nama lengkapnya tidak mau disebut, bernisial T saat cangkrunan di warung Kopi menyampaikan kekesalannya terhadap pemerintah desa maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep.
“Kami warga desa Masalima kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep awalnya diterangi dengan adanya PLTD selama bertahun tahun walaupun cukup mahal bayarannya. Namun sejak tahun 2019 bulan November PLTD mati total sehingga kami mengalami gelap gulita, dan hingga sekarang hanya bisa mengelus dada” ucap inisial T, perwakilan Masyarakat Masalima.
Namun karena sudah tidak ada pilihan lain, kata dia, beberapa masyarakat yang punya uang berupaya membeli PLTS secara mandiri, “Setiap rumah di atapnya ada alat PLTS namun hal itu kurang memuaskan akhirnya masyarakat mengeluarkan biaya Rupiah lebih dalam lagi yakni puluhan juta rupiah untuk membeli diesel,” bebernya.
Kemudian inisial T menambahkan bahwa untuk masyarakat yang kurang mampu hanya menyambung ke tetangga terdekat dengan membayar per lampu Rp.30.000.
“Kalau untuk pompa air (sanyo) Rp.100.000-150.000,” tiap bulannya.
Patut diketahui, kata dia, bahwa selama ini masyarakat Masalima, Kecamatan Masalembu sangat kecewa dan berharap bisa secepatnya menikmati penerangan secara normal siang dan malam, “Semoga hal ini di dengar oleh kepala daerah dan wakil rakyat kami yang dari kepulauan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala desa Masalima, Kecamatan Masalembu, Darus Salam yang kerap disapa UUS saat ditemui di balai desa kamis (19/5) sekira pukul 11.00 wib memberikan klarifikasi yang cukup menggelitik, karena walaupun menjabat sebagai Kades dua Periode dirinya tidak tahu
“Walaupun saya menjabat Kades dua periode dengan periode sekarang, saya tidak tahu pasti PLTD itu matinya tahun berapa biar saya tanya dulu, kata staf saya pada tahun 2019 tapi bulannya saya tidak tahu untuk lebih jelasnya sebaiknya tanya saja ke kakak saya yang menjabat DPRD Kabupaten Sumenep, Dia (Darul, red ) yang kebetulan pulang ada disini ” jawab Kades muda Uus kepada Sekretaris L KPK Nusantara.
Dilain tempat dan waktu saat, aktivis senior itu menemui Camat di kantor Kecamatan yang kondisinya cukup memprihatinkan hanya ditemui oleh Kasi PMD bernama Idris karena Camat dan Sekcamnya berada di daratan Sumenep sudah hampir sebulan.
“PLTD di Masalembu itu mati pada tahun 2019 yang bulannya saya lupa, matinya PLTD itu di karenakan mesin Generatornya sudah tidak layak pakai yang sampai sekarang sudah 2 tahun lebih,”ujar Idris.
Pihaknya juga membenarkan adanya masyarakat yang melakukan penerangan secara mandiri.
“Untuk masing masing rumah itu memakai PLTS dan mesin Diesel Listrik, dan Pastinya mengeluarkan uang cukup besar sekitar puluhan juta, sementara PLN ini belum aktif. Kasian warga saya mas, dan kami berharap masyarakat Masalembu bisa menikmati Listrik dari PLN seperti di daratan” jelasnya penuh harap.
Sementara itu, Camat Masalembu yang selama beberapa pekan ada di daratan membalas konfirmasi melalui WhatsApp pribadinya. Kamis sekira pukul 19.30.
“Kalau sudah menemui Kasi PMD itu lebih baik karena beliau lebih tahu dari saya. Karena saya baru. Dan harapan kami Agar masyarakat cepat menikmati penerangan dari PLN dan semoga bisa bersabar,” jawabnya Melalui WhatsApp.