Sumenep, Detikzone.net- Tagih keadilan dan uang gaji selama beberapa bulan, puluhan karyawan Kapal Dharma Bahari Sumekar (DBS) I dan Kapal Dharma Bahari Sumekar (DBS) III dibawah naungan PT. Sumekar, mendatangi kantornya untuk yang kelima kalinya. Selasa, 01/02/2022.
Jika sebelumnya para karyawan hanya datang melalui beberapa orang perwakilan saja untuk mengelar musyawarah, namun kali ini kedatangan mereka semua untuk memperjelas nasib mereka yang selama tiga bulan lamanya gajinya masih belum dibayar oleh PT. Sumekar.
“Selama tiga bulan gaji kami tidak dibayar mas dan untuk makan sehari hari saja kami hutang kesana kemari. Kalaupun gaji selama 3 bulan tersebut dibayar masih belum tentu bisa tertutupi, ” ungkap Jurumudi Kapal inisial E.
Salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Sumenep yang bergerak di bidang transportasi laut tersebut menurutnya terkesan bertele-tele dengan alasan yang dinilai kurang masuk akal dikarenakan selama 4 kali pertemuan belum ada keseriusan dan kepastian untuk membayar Gaji.
“Baru hari ini semua karyawan mendesak mendatangi kantor ini. Dan pihak manajemen meminta kami semua agar bersabar untuk menunggu pencairan yang dari BPRS,” bebernya.
Ditempat yang sama, ABK Kapal inisial W menambahkan pihaknya tidak habis pikir jika alasan manajemen PT Sumekar tersebut tidak ada dananya untuk membayar gaji puluhan Karyawan.
“Mereka beralasan bahwa tidak kuat bayar dan tidak ada dananya untuk gaji Karyawan. Lah terus anak dan istri saya ini mau diberi makan apa ? Mau dikasih makan batu gitu? Atau suruh berhutang terus,” Jelas ABK Kapal yang enggan namanya ditulis.
Lebih jauh pihaknya meminta kepada pihak manajemen agar memberikan hak-haknya kepada segenap karyawan kapal yang belom digaji selama berbulan bulan.
“Coba bayangkan mas, ketika anda sendiri ada di posisi kita bagaimana? Kita meninggalkan anak dan istri bekerja ke laut dan jarang bertemu dengan keluarga demi mencari nafkah, namun tidak digaji selama 3 bulan, apa yang akan dilakukan yang akan dirasakan ? pasti sedih sekali mas ,” ungkap dia.
Ketika disinggung langkah apa nantinya yang akan ditempuh jika harapan tak sesuai keinginan, Pihaknya menjawab, akan mengadukan hal tersebut ke Disnaker dan Bupati Sumenep.
“Insyallah nantinya kami semua akan menghadap Disnaker dan dilanjutkan ke Bupati Sumenep ,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur PT Sumekar , Imam Moelyadi ST, saat dikonfirmasi awak media di ruang kerjanya membenarkan bahwa para karyawan tersebut gajinya masih belum dibayar.
“Ya memang benar info yang beredar hari ini bahwasanya karyawan kapal masih belum terima gaji selama 3 bulan untuk karyawan kapal. Dan untuk karyawan di daratan belum digaji selama 4 bulan. Kalau ada uangnya pasti kita bayarkan mas, karena kita kan mengandalkan transformasi laut mas, pemasukan kita tidak sebanding dengan pengeluaran yang dikeluarkan untuk menjalankan biaya operasional kapalnya jadi tidak cukup dan tidak nutut untuk membayar gaji,” jelasnya.
Disinggung kenapa perusahan sebesar PT. Sumekar tidak bisa membayar gaji karyawan selama berbulan -bulan, Imam Molyadi menjawab, karena untuk saat ini Kas PT. Sumekar masih kosong.
“Sekarang kosong, karena sekarang Kasnya tidak ada. Kalau dihitung, kita punya hutang kepada karyawan,” ungkapnya.
Ditanya apa solusi terbaik yang ditawarkan oleh PT. Sumekar sendiri, dirinya menambahkan bahwa pihak karyawan dan manajemen PT Sumekar sudah mengadakan audensi dan dirinya akan membayarkan gaji. Namun untuk saat ini pihaknya meminta untuk fokus selesaikan Docking.
“Fokus selesaikan Docking, Sesudah itu, kapal akan kita jalankan, baru kita masuk ke penggajian lagi nanti,” terangnya.
Menurutnya, ia tidak punya daya dan upaya terkait tuntutan para karyawan ketika dananya tidak ada.
“Kita gak bisa ngapa ngapain juga, kita mau dapat dana dari mana ? Hal inipun nanti akan kita sampaikan juga ke Pemkab selaku pemegang saham terbesar. Namun sebetulnya BUMD ini terpisah dengan Pemkab, kita dikasih modal dan suruh kelola. Jadi maju dan tidaknya tergantung dari diri kita sendiri,” ungkapnya.
Pihaknya juga ingin Kapal yang Docking tersebut agar secepatnya bisa beroperasi lagi.
“Kita pengen cepat sebenarnya, karena kalau kapal berjalan baru kita dapat penghasilan lagi nantinya. Solusinya kapal beroperasi baru kita bisa bernafas lagi,” tandasnya